Dragoon 7 : Anak Laki-Laki dan Wanita yang Lebih Tua

Suasana sekolah berbeda dibandingkan biasanya. Para siswa dari kurikulum dasar semuanya sudah berkumpul, memakai pakaian agar mudah bergerak, setiap siswa membawa senjata. Senjata ini dapat barang pribadi atau senjata yang dipinjamkan oleh sekolah, dan tidak ada rasa keseragaman dari perlengkapan mereka.

“Untuk selanjutnya, kalian akan berjalan ke hutan terdekat…”

Guru yang bertugas menjelaskan kepada para siswa semua hal yang penting dan bahaya. Namun pada akhirnya, berpikir mereka hanya melawan beberapa monster lemah, pada siswa tidak serius.

Perjalan pun dimulai. Ini merupakan kegiatan tahunan yang tidak bisa ditinggalkan, jadi mungkin para guru juga kurang semangat… sambil mereka berjalan dengan jumlah yang cukup banyak, penampilan mereka dimulai dari anak-anak dengan senjata hingga seperti tentara mapan. Benar, percampuran dari sebuah pasukan…

Kelas Aleist berjalan dengan Aleist di bagian depan yang melenyapkan semua yang berada dijalurnya. Bagi Aleist, kegiatan ini adalah sesuatu yang bagus untuk memanen EXP, tidak lebih dan tidak kurang.

“Ah, Aleist, tidak boleh, Aleist! Kamu menghancurkan hutannya.”

Dari serangan beruntun dari sihir tingkat lanjut yang memiliki area besar, pohon-pohon di hutan bertumbangan, dan tanah terkoyak… hamper seperti ada sebuah badai yang lewat…

Teman sekelasnya melihatnya seperti mereka melihat sesuatu yang mengerikan. Namun si bocah yang bersangkutan tidak menyadarinya. Kegiatan ini semuanya ditujukan untuk dia…

“Sesuatu dengan tingkat ini bukan apa-apanya… dan jika kita tetap seperti ini, kita akan tiba pertama.”

Di jalur yang lain dari kelompok yang memaksakan diri mereka untuk menerobos hutan, Rudel berjalan dengan penuh kerja keras. Sementara teman sekelasnya berjalan melalui hutan, seseorang harus memimpin. Para pemburu handal memantau para siswa dari belakang, dan jika situasi menjadi berbahaya, mereka akan memberikan perintah.

Namun pada situasi lain, Rudel terpilih menjadi pemimpin karena derajatnya yang tinggi. Tentunya, kenyataan bahwa tidak ada yang dapat melawan garis keturunannya adalah salah satu alasan lainnya. Ini adalah sebuah cara untuk mendiamkan pada bangsawan muda.

Mungkin karena itu… diantara bangasawan tinggi, ini sudah menjadi seperti sebuah kompetisi. Walaupun Rudel sepertinya tidak begitu peduli…

Para ahli yang tidak bersangkutan pada kegiatan ini menyeringai sambil mereka memantau Rudel yang dengan kaku memimpin dan bertarung. Ketika dia mencoba untuk bergerak, temannya akan menghalangi, dan ketika dia bertarung, temannya akan tersesat… cukup sekali lirik untuk mengetahui mereka sedang mengalami masalah.

“Kuh! Kita tidak memiliki kemajuan.”

“Tenang, Rudel. Dibandingkan monster, hanya berjalan melalui hutan ini saja cukup berat.”

Izumi menjelaskan pada Rudel. Melihat sekitar, teman sekelasnya kelelahan karena tidak terbiasa berjalan di hutan dan menerima lebih banyak luka dari pepohonan dibandingkan monster.

Dengan masalah seperti itu terulang, matahari mulai terbenam, dan hutan menjadi gelap. Karena berkemah juga salah satu bagian dari latihan, sebuah kelas yang hanya terdiri dari bangsawan memiliki kerugian besar. Tentu saja, kelas ini memiliki beberapa orang berbakat yang membantu dari belakang.

“Oy! Kenapa aku harus melakukan sesuatu seperti mendirikan sebuah tenda!?” “Cepatlah! Kami semua kelelahan, dan kami ingin istirahat!” “Lalu kenapa tidak kau saja yang melakukannya, dasar bangsawan miskin!”

Di belakang, para ahli tersenyum sambil mereka melihat adat tahunan ini. Rudel juga jengkel karena semuanya tidak berjalan sesuai keinginannya. Melihat peta, dia berkecil hati pada kenyataan dia tidak dapat mencapai titik yang direncanakan.

“Jadi hutan merupakan ancaman terbesar dibandingkan monster… hal yang tidak dapat dipandang remeh.”

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pertama kali mencapai titik akhir. Kalau seperti ini, mungkin saja mereka akan tiba terakhir. Para kelas dari orang biasa telah berjalan pada jarak yang cukup jauh. Jika seperti ini, akan ada jarak yang cukup jauh diantar mereka. Apakah ini kenyataan… pikir Rudel sambil semangatnya turun.

“Mari kita istirahat hari ini. Kita dapat mulai pagi hari besok.”

Upaya Izumi untuk menyemangati Rudel tidak membuahkan hasil yang memuaskan. Bagi Rudel, ini adalah kegiatan penting yang akan mempengaruhi nilainya. Untuk menjadi seorang dragoon, nilainya di sekolah akan menjadi syarat. Ketika dia berpikir seperti itu, Rudel tidak dapat tenang.

“Kita akan menebus kekurangan hari ini besok!”

Rudel meyakinkan dirinya. Namun kenyataan tidak begitu indah.

Ahli pemburu monster, banyak cara untuk menyebut mereka, tapi mereka cukup mirip dengan tentara. Mereka terdiri dari tentara bayaran dan penjelajah, hingga mereka yang sangatlah ahli dalam pertahanan… berbagai macam yang telah dikumpulkan.

Diantara mereka beberapa berharap untuk pertemuan penting di kegiatan ini. Bukan yang berkaitan dengan romansa. Mereka pelindung mencoba untuk menjual diri mereka ke bangsawan-bangsawan muda… mereka mendapatkan informasi mengenai bangsawan yang memiliki kuasa sebelumnya. Sementara ini tidak sepenuhnya diperbolehkan, jika mereka berbuat sejauh itu, mereka akan terlampaui dalam waktu dekat.

Salah satu anggota diantara mereka, Basyle adalah seorang wanita yang memiliki karakteristik kulit kecoklatan dan rambut pirang berkilau. Disenjatai dengan tongkat berbilah yang orang tidak bisa bedakan apakah itu sebuah tombak atau tongkat, dia menggunakan pakaian penari yang sangat terbuka. Jika dilihat dari tempat dia berada, itu sangat tidak benar, namun inilah bukti akan kemampuannya yang dapat membuatnya seperti itu.

…Setelah berjalan lama melewati hutan, dia tidak tergores sedikitpun.

“Yah, untuk bocah zaman sekarang, kurasa ini cukup untuk dikatakan lolos?”

Dia membuat keputusan sambil melihat kearah kemah kelompok Rudel. Tentu saja, ini adalah keputusan yang mempertimbangkan bahwa para bangsawan ini baru pertama kali di alam liar… dengan kriteria normal, mereka tidak perlu dipertanyakan lagi.

Ucap salah satu rekan pelindung Basyle.

“Penjaganya tertidur, api unggun padam… dengan bagaimana ini berlangsung, orang-orang disekitar tidak dapat tertidur.”

Dia mengangkat bahu sambil memberikan pendapatnya. Malam adalah saat dimana monster paling aktif. Itu adalah waktu yang membawa ancaman terbesar.

“Aku senang aku dapat melindungi kelas ini. Ketika semuanya telah dikatakan dan dilakukan, kita mempunyai keluarga Arses, dan segala macam bangsawan yang kaya… semakin tidak berdaya mereka, semakin besar kesempatan untuk beraksi.”

Bagi Basyle, jika dia akan pensiun sebagai penjelajah dan posisi pelindungnya, maka dia tidak masalah bersama anak-anak. Dia bahkan berpikir untuk memberikan tubuhnya.

“Tapi… Rudel itu tidak disangka cukup mampu. Para penjual informasi yang bodoh itu sudah mengacaukan rencanaku.”

Para pelindung berpikir Rudel akan sangat tidak berguna dalam memimpin. Namun dia tidak disangka dengan cakap mengurangi peran mereka. Basyle sudah ingin menjual kebaikan pada saat ini…

“Aku akan mengembalikan hutang dari informasi salah ini… tapi ini sangat aneh. Dari apa yang aku lihat, dia cukup berbakat.”

Permainan pedang, sihir, dan pertarungan… di mata para pelindung, Rudel itu mapan. Karena dia kesulitan berperan sebagai pemimpin, kesalahannya begitu mencolok… walaupun begitu, kau dapat mengatakan dia lolos. Jika dia mengatakan dia ingin masuk ke partynya, dari segi kemampuan, Basyle tidak bermasalah dengan itu.

“Dia panik, namun dari reaksi sekitar, dia tidak begitu dibenci. Dia barang yang bagus.”

Termasuk Basyle, penilaian dari para pelindung tidak disangka tinggi… dan mereka telah dibayar untuk pekerjaan lain. Mereka juga adalah penilai untuk kegiatan ini.

Sementara dia sedang menerima penilaian yang begitu tinggi, Rudel sendiri tidak dapat tenang pada situasi yang tidak normal. Pada hari ketiga, dia menghadapi kenyataan bahwa dia belum mencapai setengah dari jarak yang ditentukan, dan kelasnya yang sudah kelelahan. Bukan dari monster… mereka tidak dapat mengangkat tangan atau kaki pada lingkungan hutan yang tidak familiar ini.

“Kenapa kita tidak ada kemajuan!?”

Orang disekitar ketakutan pada kejengkelan Rudel. Membuat marah anak sulung dari salah satu Three Lords yang dengan cara apapun dihindari oleh orang tua mereka. Suasana secara langsung berubah buruk…

“Rudel… semuanya melakukan apa yang mereka bisa pada lingkungan tidak familiar ini. Dan tinggal sedikit lagi jarak ke lokasi tujuan. Kita sudah setengah perjalanan kesana.”

“Dan masih ada setengah jalan lagi. Kalau seperti ini, kita benar-benar akan berada pada urutan terakhir…”

Rudel tidak peduli pada pandangan orang. Dia hanya peduli dengan nilai. Karena dia menyadari itu, Izumi tahu seberapa serius Rudel untuk menjadi seorang dragoon, membuatnya tidak dapat berkata lagi.

Mereka berdua menundukkan kepala mereka sambil berpikir apa yang akan terjadi. Pada saat itu.

“A-apa itu!?”

Rudel dan Izumi mengangkat wajah mereka. Diarah salah dimana salah satu teman kelas mereka menunjuk, mereka dapat melihat bayangan hitam, besar dari monster. Kedua mata merahnya memandang Rudel dan seluruh kelas sebagai buruan…